Rabu, 06 Maret 2013

Pengertian Kedisiplinan


Pengertian Disiplin Dan Meningkatkan Disiplin Siswa
http://arisandi.com/wp-content/uploads/2011/03/pembelajaran1.jpg“Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.
Macam – Macam Kedisiplinan
a. Disiplin dalam Menggunakan Waktu
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik
b. Disiplin dalam Beribada
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
c. Disiplin dalam Masyarakat
d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
2) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya
3) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
5) Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.
Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga terbagi menjadi:
a. Disiplin Diri Pribadi
Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada Tuhan Yang Maha Kuasa
b. Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala melaksanakan siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagaiannya.
c. Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.
Disiplin Nasional pada hakekatnya mencakup hal-hal :
a) Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan terhadap arti pentingnya disiplin negara.
b) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum
c) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin nasional
1) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
2) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya
3) Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan Pancasila
4) Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional
1) Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, panatisme yang berlebihan
2) Teladan pemimpinan yang tidak memuaskan
3) Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.
Upaya menumbuhkan disiplin nasional
1) Keteladanan
2) Teguran
3) Sanksi yang tepat
Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari:
1) Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya
2) Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas
3) Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.
Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :
1) Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin
2) Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.
http://krista222.files.wordpress.com/2010/05/ngelu5.jpg?w=386&h=56
“Meningkatkan di disiplin untuk siswa
memang penting untuk dilakukan. Karena sekolah merupakan tempat bagi generasi calon pemimpin bangsa menimba ilmu pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia keilmuan. Disadari atau tidak oleh siswa, sekolah menjadi salah satu tempat pendadaran bagi mereka untuk belajar tentang banyak hal agar kelak menjadi orang yang eksis dan sukses. Disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat membantu seseorang meraih sukses, tidak terkecuali disiplin pada siswa.
Menurut Johar Permana, Nursisto (1986:14), Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Sedangkan menurut Wikipedia (1993:119) tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas.
Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai
prestasi belajar siswa. Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat menaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat, pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalnya sekolah. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Membicarakan disiplin siswa, tidak terlepas dari persoalan prilaku negatif pada diri siswa, yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Berbagai tindak negatif dilakukan para pelajar di sekolah dari nyontek, bolos, memeras, sampai pelanggaran diluar sekolah seperti buat geng, berkelahi (tawuran)
penyalahgunaan narkoba, sex bebas, mencuri sampai pada pelanggaran-pelanggaran  yang lebih membahayakan/merugikan diri sendiri dan orang lain.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para
guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan pencegahan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah;
1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu. Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.
2. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu  menciptakan suasana kondusif untuk belajar
3. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal,  melalui pembinaan dan yang  lebih penting lagi melalui keteladanan.

Pengertian Disiplin Sarta Ngaronjatkeun Disiplin Siswa

“Pengertian Kedisiplinan“
Disiplin asalna ti basa latin Discere anu hartosna diajar. Ti kecap ieu timbul kecap Disciplina anu hartosna pangajaran atawa palatihan. Sarta ayeuna kecap disiplin ngalaman perkembangan harti dina sawatara pengertian. Kahiji, disiplin diartikeun minangka kepatuhan ka peratuaran atawa tunduk dina pengawasan, sarta pengendalian. Kadua disiplin minangka latihan anu boga tujuan ngamekarkeun diri sangkan bisa milampah lantip.
Sedengkeun guru nyaéta pendidik profésional jeung pancén utama ngatik sarta mengevaluasi peserta didik, dina atikan anak umur dini jalur atikan formal, atikan dasar sarta atikan tengahan. Samentara pagawé dunya atikan mangrupa bagian ti tanaga kaatikan, nyaéta anggota masarakat anu mengabdikan diri sarta diangkat pikeun ngarojong penyelenggaraan atikan. Dina informasi ngeunaan wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikeun minangka dangong mental anu ngandung kerelaan mematuhi kabéh katangtuan, aturan sarta norma anu lumaku dina ngalakukeun pancén sarta taggung jawab.
Ti pengertian diluhur bisa disimpulkan. Kedisiplinan guru sarta pagawé nyaéta dangong pinuh kerelaan dina mematuhi kabéh aturan sarta norma anu aya dina ngajalankeun pancénna minangka wangun tanggung témbalna ka atikan anak didiknya. Alatan kumaha ogé saurang guru atawa tanaga kaatikan (pagawé), mangrupa eunteung pikeun anak didiknya dina dangong atawa teladan, sarta dangong disiplin guru sarta tanaga kaatikan (pagawé) baris méré kelir ka hasil atikan anu laér leuwih alus.

Macem – Macem Kedisiplinan
a. Disiplin dina Ngagunakeun Wayah
Maksudna bisa ngagunakeun sarta ngabagi wayah kalayan alus. Alatan wayah amat berharga sarta salah sahiji konci kesuksesan nyaéta jeung bisa ngagunakeun wayah kalayan alus
b. Disiplin dina Beribada
Maksudna ialah sok beribadah kalayan peraturan-peratuaran anu aya dijerona. Kedisiplinan dina beribadah amat diperlukeun, Alloh SWT sok menganjurkan manusa pikeun Disiplin, contona firman Alloh SWT.

c. Disiplin dina Masarakat
d. Disiplin dina kahirupan berbangsa sarta bernegara
Kedisiplinan mangrupa hal anu amat nangtukeun dina prosés pencapaian tujuan atikan, nepi ka lumangsung erosi disiplin mangka pencapaian tujuan atikan baris kahalangan, diantara faktor-faktor anu mangaruhanana nyaéta:
1) Faktor tungtutan materi leuwih loba ku kituna kumaha ogé jalanana, loba ditempuh pikeun nutupan tungtutan hirup
2) Mecenghulna selera sawatara manusa anu hayang leupas ti ikatan sarta aturan sarta hayang sebebas-bebasnya
3) Pola sarta sistem atikan anu mindeng robah
4) Motivasi diajar para peserta didik sarta para pendidik mudun
5) Logorna aturan anu aya

Dina dasarna disiplin mecenghul ti kabiasaan hirup sarta kahirupan diajar sarta mengajar anu teratur sarta mitresna sarta ngahargaan pakasabanana. Disiplin mangrupa prosés atikan sarta palatihan anu nyukupan, ku kituna guru merlukeun pamahaman ngeunaan landasan Élmu kaatikan baris keguruan sabab ayeuna loba lumangsung erosi sopan santun sarta erosi disiplin.
Macem-macem wangun disiplin sajaba kawas anu disebutkeun diluhur, disiplin ogé kabagi jadi:
a. Disiplin Diri Pribadi
Lamun dianalisi mangka disiplin menganung sawatara unsur nyaéta ayana hiji hal anu kudu ditaati atawa ditinggalkeun sarta ayana prosés dangong hiji jalma ka hal kasebut. Disiplin diri mangrupa konci pikeun kedisiplinan dina lingkungan anu leuwih lega deui. Conto disiplin diri pribadi nyaéta henteu kungsi ninggalkeun Ibadan lepada Pangéran Anu Maha Kawasa
b. Disiplin Sosial
Dina hakekatnya disiplin sosial nyaéta Disiplin ti dina pakait jeung masarakat atawa dina hubunganya kalayan. Conto prilaku disiplin social hádala ngalaksanakeun siskaling verja baktos. Sok ngajaga ngaran alus masarakat sarta sebagaiannya.
c. Disiplin Nasional
Dumasar hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, anu diuraikan dina disiplin nasional pikeun ngarojong pangwangunan nasional. Disiplin nasional diartikeun minangka status mental bangsa anu tercemin dina gawéna mangrupa kaputusan sarta ketaatan. Boh sacara sadar boh ngaliwatan pembinaan ka norma-norma kahirupan anu lumaku.
Disiplin Nasional dina hakekatnya ngawengku hal-hal:
a) Medalna kasadaran masarakat sarta aparat penyelenggaraan ka harti pentingna disiplin nagara.
b) Lantipna ketaatan bangsa ka aturan hukum
c) Kabentuk sistem laku-lampah démokrasi Konstitusi anu efektif sarta efisien
Faktor-faktor anu mangaruhan disiplin nasional
1) Narima pancasila minangka hiji-hijina asas dina berbangsa, bermasyarakat sarta bernegara.
2) Urang geus ngabogaan sagala rupa aturan anu urang yakini kebenarannya
3) Urang geus nyurtian. menghayati sarta mengamalkan Pancasila
4) Partisipasi masarakat ka pangwangunan

Faktor-faktor penghambat ka disiplin nasional
1) Lobana pangaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, panatisme anu kaleuleuwihan
2) Teladan pemimpinan anu henteu nyugemakeun
3) Lobana aspirasi masarakat anu henteu kapinuhan.

Usaha numuwuhkeun disiplin nasional
1) Keteladanan
2) Teguran
3) Hukuman anu pas

Conto palaksanaan disiplin nasional dina kahirupan sapopoé:
1) Asup sarta kaluar kantor luyu waktuna
2) Menindak palanggaran aturan patalimarga
3) Maké hukuman pikeun wajib pajeg anu henteu patuh.

Dina dasarna aya dua dorongan anu mangaruhan disiplin:
1) Dorongan anu datang ti dina diri manusa nyaéta dikarenakan ayana kanyaho, kasadaran, kaamanan pikeun migawé disiplin
2) Dorongan anu datangna ti luar nyaéta dikarenakan ayana paréntah, larangan, pengawasan, pujian, anceman, hukuman sarta sajabana.

“Ngaronjatkeun di disiplin pikeun siswa“

memang penting pikeun dipigawé. Alatan sakola mangrupa tempat pikeun generasi calon pamingpin bangsa menimba élmu kanyaho sarta berinteraksi dina dunya keilmuan. Disadari atawa henteu ku siswa, sakola jadi salah sahiji tempat pendadaran pikeun maranéhanana pikeun diajar ngeunaan loba hal ambéh jaga jadi jelema anu eksis sarta suksés. Disiplin jadi salah sahiji faktor anu bisa mantuan hiji jalma ngahontal suksés, henteu terkecuali disiplin dina siswa.
Nurutkeun Johar Permana, Nursisto (1986:14), Disiplin nyaéta hiji kaayaan anu tercipta sarta kabentuk ngaliwatan prosés sarta sauntuyan laku-lampah anu némbongkeun peunteun-peunteun ketaatan, kepatuhan, kasatiaan, keteraturan sarta atawa kalantipan. Sedengkeun nurutkeun Wikipedia (1993:119) tujuan disiplin sakola nyaéta pikeun nyiptakeun kaamanan sarta lingkungan diajar anu merenah utamana di kelas.
Di jero kelas, lamun saurang guru henteu sanggup nerapkeun disiplin kalayan alus mangka siswa meureun jadi kurang termotivasi sarta nampa penekanan nu tangtu, sarta kaayaan diajar jadi kurang kondusif pikeun ngahontal prestasi diajar siswa. Sebutan jelema anu ngabogaan disiplin biasana tertuju ka jelema anu sok hadir pas wayah, taat ka aturan, milampah luyu kalayan norma-norma anu lumaku, sarta sejenisnya. Sabalikna, sebutan jelema anu kurang disiplin biasana ditujukan ka jelema anu kurang atawa henteu bisa menaati aturan sarta katangtuan lumaku, boh anu bersumber ti masarakat, pamaréntah boh aturan anu ditetepkeun ku hiji lembaga nu tangtu, contona sakola. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan yén tujuan disiplin sakola nyaéta: (1) méré pangrojong pikeun terciptanya laku-lampah anu henteu menyimpang, (2) nyorong siswa ngalakonan anu alus sarta bener, (3) mantuan siswa nyurtian sarta menyesuaikan diri jeung tungtutan lingkunganana sarta menjauhi ngalakonan hal-hal anu dilarang ku sakola, sarta (4) siswa diajar hirup kalayan kabiasaan-kabiasaan anu alus sarta méré mangpaat pikeunana sarta lingkunganana.
Ngomongkeun disiplin siswa, henteu leupas ti pasualan prilaku négatif ka diri siswa, anu ahir-ahir ieu beuki memprihatinkan. Sagala rupa lampah négatif dipigawé para pelajar di sakola ti nyontek, bolos, meres, nepi ka palanggaran diluar sakola kawas jieun geng, tarung (tawuran) penyalahgunaan narkoba, sex leupas, maok nepi ka dina palanggaran-palanggaran anu leuwih ngabahayakeun/merugikan diri sorangan sarta batur.
Laku-lampah siswa kabentuk sarta dipangaruhan ku sagala rupa faktor, antara séjén faktor lingkungan, kulawarga sarta sakola. Henteu bisa dipungkiri yén sakola mangrupa salah sahiji faktor dominan dina nyieun sarta mangaruhan laku-lampah siswa. Di sakola saurang siswa berinteraksi kalayan para guru anu ngatik sarta mengajarnya. Dangong, teladan, gawéna sarta omongan para guru anu ditempo sarta didéngé sarta dianggap alus ku siswa bisa meresap asup kitu dina ka dina haté sanubarinya sarta akibatna sakapeung ngaleuwihan pangaruh ti kolotna di imah. Dangong sarta laku-lampah anu dipidangkeun guru kasebut dina dasarna mangrupa bagian ti usaha pendisiplinan siswa di sakola. Kabéh wangun kahenteu disiplinan siswa di sakola tinangtu merlukeun usaha penanggulangan sarta pencegahan.
Sawatara usaha anu bisa dipigawé sakola nyaéta;
1. Guru hadéna bisa jadi conto dina berdisiplin, contona pas wayah. Siswa moal ngabogaan disiplin manakala nempo guruna sorangan ogé henteu disiplin. Guru kudu nyingkahan kabiasaan asup ngagunakeun jam karét, molor sarta sok telat asup kelas.
2. Memberlakukan aturan tata lantip anu écés sarta teges, ku kituna gampang pikeun dituturkeun sarta sanggup nyiptakeun kaayaan kondusif pikeun diajar
3. Sacara konsisten para guru terus mensosialisasikan ka siswa ngeunaan pentingna disiplin dina diajar pikeun bisa ngahontal hasil optimal, ngaliwatan pembinaan sarta anu leuwih penting deui ngaliwatan keteladanan.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.